******
Berawal dari les biologi di sekolah pada tanggal 4 januari 2010…. Ternyata hanya percakapan singkat yang dilakukan dengan mencuri-curi saat pelajaran pun bisa menghasilkan pelajaran dan pengtahuan baru.“Bioteknologi dapat juga digunakan untuk mengolah kopi dan teh.” Terang guruku dengan suaranya yang tegas dan jelas.
“Selama ini kalian pasti cuma tahu kopi yang sudah jadi serbuk, iya kan? Yang sudah dicampur gula, susu, iya kan? Asal kalian tahu, dalam pembuatannya menjadi bubuk kopi, biji kopi harus difermentasikan dulu.” Tambahnya.
“Ternyata kopi harus difermentasikan dulu tho?” tanyaku pada teman sebangkuku. “Kukira cuma ditumbuk terus jadi…”
“Payah kamu, ya jelas enggak lah…” jawabnya, menyadari keminiman pengetahuan teman duduknya. ”Eh, tahu kopi luwak?” tanya si Opy.
“Tahu lah.. Yang mahal itu thoh.. Yang sekarang jadi tambah jarang karena luwak makin langka.” Jawabku dengan pengetahuan ala kadarnya.
“Kopi luwak kae, le mbuat aneh lho. Luwak disuruh makan kopi, trus ntar fesesnya (baca:kotoran) yang keluar itu yang diolah jadi kopi.”
“Hah? Gitu po? Kok aku pernah baca kalau kopi luwak itu dibuat dari biji kopi yang sudah dimakan biji luwak. Dalam gambaranku, kukira biji kopi itu digigit oleh luak karena sudah matang dan kualitasnya bagus. Kayak kalong makan buah gitu deh…”
“Bukan. Yang dimaksud *biji kopi yang sudah dimakan* bukan digigit, itu kopinya sudah dimakan! Dimakan! Bukan cuma digigit. Aku liat di tipi!”
“Jadi… Sama saja minum kotoran luwak donk… Yaiks! Trus kok bisa gitu sih?”
“Jadi, kenapa harus difermentasikan? Itu untuk menghilangkan getah dari biji kopi..”
******
Para pencinta kopi menyukai kopi-kopi berkualitas tinggi, mulai dari kopi Arabica, Yamen Mocha, Java, ataupun Oxaca. Negara kita, Indonesia, sebagai negara ke-tiga penghasil kopi terbesar di dunia juga mempunyai jenis kopi unggulan. Tiga jenis kopi itu adalah kopi Sumatera (Mandheling Lintong), kopi Sulawesi, dan kopi Luwak.
Espresso atau dopio (double espresso) bahan dasarnya adalah kopi Sumatera. Tanaman kopi yang hidup di dataran tinggi ini menghasilkan bijih kopi yang memiliki aroma tajam, kuat, dan agak asam. Sedangkan bagi para penggemar Star Bucks. Kedai kopi kenamaan dunia, yang memiliki tak kurang 100 outlet yang tersebar di tiap negara, pasti tidaklah asing dengan rasa kopi Sulawesi. Kopi Sulawesi, yang lebih dikenal di luar negeri dengan sebutan Kopi Kampung ini digunakan oleh Star Buck sebagai bahan baku meracik ragam minuman mereka. Mulai dari Latte macchiato, Viennese roast, Hazelnut chereme, dll. Saking tingginya permintaan dari jepang, Star Buck bahkan rela merogoh kocek mereka demi mematenkan kopi Sulawesi ini. Ternyata kuliner Indonesia memang hebat!!
Masuk ke bahasan utama yaitu kopi luwak!
Seperti yang sudah dibahas pada prolog tulisan ini, proses pemetikan biji kopi Luwak sangat aneh. Kopi pada umumnya dipanen terlebih kemudian bijinya dipetik bila sudah matang. Sedangkan, proses pemetikan kopi Luwak, boleh dibilang agak sedikit menjijikan. Dimana bila biji kopi telah matang, para petani melepas Luwak (sejenis musang atau civet) untuk memakan biji – biji yang berjatuhan. Setelah itu mereka menunggu para Luwang tersebut membuang kotoran. Nah ! biji kopi yang keluar bersamaan dengan kotoran Luwak itulah yang diambil untuk diproses lebih lanjut.
Banyak kalangan yang menyangsikan cara fermentasi sepeti ini. Namun, para peneliti riset di Kanada membuktikan, bahwa kandungan protein yang ada di perut Luwak, membuat biji kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. Sehingga, rasa yang dihasilkan jauh lebih enak dan padat dibandingkan kopi – kopi yang lain.
Kopi Luwak sudah masuk ke dalam daftar kopi paling dinikmati dan paling dicari. Harganya di pasaran dunia melambung tinggi. 635 U.S dollar harus dikeluarkan untuk mendapatkan 1 kg kopi Luwak. Di Amerika sendiri, untuk mencicipi kopi Luwak, kita harus merogoh kocek sebesar 50 U.S dollar, bila di kurs ke rupiah, harganya berkisar kurang lebih 400 – 500 ribu rupiah. HANYA UNTUK SATU CANGKIR! Angka yang fantastis hanya untuk meneguk secangkir kopi.
Rasanya, bila berbicara tentang kopi Luwak, orang sudah tak lagi bicara soal mitos. Mitos ataupun bukan, Kopi Luwak asal Indonesia ini sudah terlanjur go- internasional, dan menyandang gelar sebagai kopi termahal dan teraneh di dunia.
******
Wah, wah… Ternyata kopi Luwak memang sudah sangat terkenal. Walaupun begitu aku sendiri jarang sekali minum kopi, apalagi kopi luwak. Entah kenapa ada dorongan untuk mengonsumsi terlalu banyak kafein.Pertama kali coba minum kopi di rumah teman, “ugh, pait! Nggak enak.” Tapi setelah beberapa kali minum, lidah ini jadi terbiasa… Dan ternyata enak juga. (dengan catatan: kopi harus dibuat dengan konsentrasi rendah dan diberi gula, hehe) Tapi…, tahu sendiri kan? Terlalu banyak kafein itu ndak baik untuk kesehatan.
Waktu coba tanya ke ayah tentang kopi Luwak, ternyata dia nggak begitu tahu. Dan setelah aku cerita, komentarnya: “Untuk aku ora tau ngombe kopi Luwak.”
referensi: dari http://id.shvoong.com/f/tags/kopi-luwak-%3A-termahal-dan-teraneh-dari-indonesia
3 komentar:
LARAAAANG REGANE !!
nganti 500ewu per cangkir je..
rung tau ngombe aku,njaluk mumz,hahaha
@tahu: ha yo cen larink cah...
@poni: aku yo ra tau, Pon! Kopi segelas 10 ewu we yo gak tau owg, wk wk
Posting Komentar
Tulis kritik, saran, ato komentar sesuka kamu^^