Sample Text

Life is like a ferris wheel. Sometimes growin up to the sky, sometimes fallin to the ground. But no matter what happened, its always interesting to be enjoyed. Because life is never ending adventure

Minggu, 02 Juni 2013

Kiat Beorganisasi, Rasa Nyaman dalam Kekeluargaan

Minggu, 02 Juni 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedelapan, bertemakan komunitas ideal.

Mungkin bagi sebagian besar orang, organisasi adalah suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama. Mungkin, bagi sebagian yang lain, organisasi adalah wahana untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan diri. Namun bagi saya, organisasi memiliki makna lebih dari itu.

Sejak SD saya suka mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah. Berbagai macam klub saya ikuti. Mulai dari klub menjahit, klub tae kwon do, hingga klub berenang. Menginjak SMP, saya juga mulai senang berorganisasi. Saya masuk tim mading, tim buletin sekolah, English Speaking Club, dan aktif mengikuti kegiatan Pramuka hingga event-event eksternal. Saya juga menjadi pengurus inti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan pengurus inti Rohis. Apa yang saya cari dari organisasi sebanyak itu? Teman, pengalaman, dan pengetahuan.

Menginjak SMA, saya juga aktif di beberapa organisasi. Saya menjadi pengurus MPK (Majelis Perwakilah Kelas), PMR (Palang Merah Remaja), dan Dewan Ambalan (Pengurus Pramuka). Pada masa SMA itulah, saya menemukan apa yang saya cari dari sebuah organisasi. Pengembangan diri, pengalaman yang berjibun, teman seambreg, pengetahuan keorganisasian yang semakin handal, itu hal yang biasa dari sebuah organisasi. Lantas apa yang saya cari?
Klik untuk membaca lanjutannya

4 komentar

Sabtu, 01 Juni 2013

Simeut, Kemana Engkau Pergi?

Sabtu, 01 Juni 2013
sumber foto: http://www.kidnesia.com

“Fa... Ameng yu, urang ngadu simeut!”*

“Fa... Ngala kersen yuu...”**

Seruan-seruan itu masih jelas terngiang di benak saya. Ya, meski belasan tahun telah berlalu sejak masa itu, kenangan manis semasa kecil di Kota Cimahi tak akan pernah pudar dari benak ini. Kenangan tentang masa itu adalah kenangan yang terasa gegap gempita meski saat itu belum ada  penerangan kota yang besarnya ribuan megawatt. Bukan fasilitas modern  yang membuat kenangan masa kecil itu terasa sangat gemerlap, namun keceriaan kala bermain bersama kawan-kawan.

Dulu, masih banyak tanah lapang di Kota Cimahi. Kami biasa menggunakan tanah lapang itu untuk bermain apa saja. Bermain lompat tali, bermain galah, kelereng, mencari simeut alias belalang, masak-masakan, atau bermain cublek-cublek suweng. Tentu saja, yang paling seru adalah mencari simeut dan kemudian mengadunya. Saya dan teman-teman akan bersorak menyoraki simeut yang dijagokan. Puas bermain, jika rasa lapar menggigit perut, kami pun berlarian memburu Amang-amang penjual jajanan khas sunda.  Mulai cimol, cilok, basreng, cireng, ataupun siomay bisa kami babat habis semua.

Sayang, seiring perkembangan Kota Cimahi, semakin sedikit tanah lapang yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk bermain. Tanah-tanah lapang itu telah berubah menjadi swalayan atau komplek perumahan. Di satu sisi, KotaCimahi semakin berkembang dan maju. Namun, di sisi lain, anak-anak Cimahi kehilangan lahan bermainnya.


"Sang Simeut"
sumber foto: http://su.wikipedia.org/wiki/Simeut
Kini, lapangan hijau temat kami bermain— yang juga menjadi rumah tinggal simeut—semakin berkurang. Pun simeut yang dulu biasa kami adu. Kemana mereka pergi? Ah, rupanya karena ruang hidup mereka semakin menipis mereka memutuskan untuk pergi entah kemana. Bukan tidak mungkin, kelak anak cucu tak lagi mengenal simeut

****

Pernah berkunjung ke Kota Cimahi?
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar