Sample Text

Life is like a ferris wheel. Sometimes growin up to the sky, sometimes fallin to the ground. But no matter what happened, its always interesting to be enjoyed. Because life is never ending adventure

Jumat, 29 Oktober 2010

Bintaro

Jumat, 29 Oktober 2010
29 Oktober 2010
Bintaro,
Satu bulan lebih ragaku berada di ranahmu,
Namun alam pikirku akan selalu terbang dan melayang ke awang-awang,
Lebih tinggi lagi hingga lapisan troposfer dan ionosfer menipis,
Dan disana aku bisa melihat nya.
Kota kelahiran yang penuh dengan kenangan, harapan, dan asa.

Dan aku masih mengingat jelas;

lajur-lajur hitam yang tercetak jelas,
kadang lurus dan mulus,
kadang berkelok dan bergelombang.
Masih teringat jelas bangunan-bangunan yang menghiasi tepinya,
jalanan yang dulunya sepi dan asri kini mulai dipadati rumah dan ruko.
Sepuluh tahun ke depan,
akankah kau menjadi seperti tempatku sekarang?
Ku harap tidak. Aku cinta kesegaran dan keramahanmu.

Aku masih ingat derasnya aliran air yang membentang membatasi kalian berdua,
eloknya penyebrangan di pagi hari,
ataupun silaunya sang surya yang memancar jingga di kala senja.

Aku masih ingat sapaan pohon-pohon ketika aku melaju dengan acuh di pagi hari,
tatapan iri bulir-bulir padi ketika aku melesat,
juga derit roda wanita perkasa,
yang berangkat sebelum subuh dan pulang saat mentari telah pergi ke ribaannya.

Bahkan aku rindu lampu lalu lintas kala menyala merah.
Kala diburu waktu dan yang terdengar hanya sumpah serapah.

Aku bisa mengingat semuanya dengan jelas,
setiap sudut dan setiap titik.

Bintaro,
Bintaro,

Mungkin kau lebih megah dengan semua gedungmu yang kokoh dan menjulang tinggi
beton-beton yang bertumpuk tinggi,
menyongsong angin, berusaha mencakar langit
Mungkin kau lebih lengkap dengan mall-mallmu yang menjamur di setiap sudut
dengan outlet-outlet yang mngisinya dengan rasa sengit persaingan
Mungkin jalur hitammu lebih terorganisir dengan tol-tol panjang di sepanjang batas
dengan mobil-mobil mewah yang melaju memecah malam
dan taksi-taksi yang melaju terburu-buru,
entah apa yang memburu mereka

Bintaro,
Bintaro,
Maaf...

Mungkin aku belum sepenuhnya mencintaimu dengan segala kepenatanmu,
Mungkin aku belum bisa sepenuhnya mengagumi tanahmu,
tanah merah yang selalu menggenang setelah hujan reda
Mungkin aku juga belum bisa sepenuhnya menerima udaramu yang menyesakkan paru-paruku di malam hari
Mungkin aku juga belum bisabersahabat dengan pohon-pohonmu yang selalu acuh padaku,
yang enggan memberikan kerindangannya saat bola itu bersinar terlalu terik.

Mungkin suatu saat,
Mungkin esok,
Atau lusa,
Bulan depan, atau tahun depan,
Atau ketika aku tlah pergi jauh meninggalkanmu,
Ketika aku telah merantau jauh menyebrangi alut dan samudera,
Ketika aku tlah berada di pulau perantauan.
Mungkin kala itu aku akan rindu padamu
Mungkin kala itu aku akan mengingatmu dengan segala kepenatanmu,
Mungkin kala itu aku akan mulai mengenagmu dan mencintaimu
Mungkin,
Tapi tidak sebesar rasaku pada-nya.
Tidak...

Wake me up when December ends...

Klik untuk membaca lanjutannya

1 komentar