Dapat membuat film yang bagus dan berkualitas adalah impian bagi setiap penggemar film (walaupun nggak semuanya sih..). Untuk memproduksi film dengan budget besar seperti Harry Potter, Lord of the Ring, atau Spiderman mungkin masih merupakan impian di awang-awang. Namun saat ini kita bisa berlatih dengan membuat fim dokumenter atau film indie.
Apa sih sebenarnya yang dibutuhkan untuk membuat film yang bagus? Mungkin hal pertama yang ada di pikiran kita adalah “tentu saja kamera yang bagus, tanpa kamera yang bagus, tidak akan tercipta film yang bagus”. Sebenarnya kamera yang bagus bukalah syarat mutlak yang diperlukan untuk membuat sebuah film yang bagus. Walaupun kita mempunyai kamera yang super duper bagus, 100 mega pixel misalnya, tapi kalau dari unsur ceritanya miskin, maka hasilnya juga akan menyedihkan.
Saat ini saya tidak akan membahas hal-hal yang berat seperti pencahayaan, balance, kontras, atau apapun itu. Saat ini saya hanya akan membahas hal-hal sederhana yang berkaitan dengan cerita sebagai unsur utama sebuah film. Ini dia hal-hal yang harus dihindari saat membuat film indie:
1. Bad Opening (Opening yang buruk)
Opening adalah umpan yang menggoda penonton untuk tetap menonton film dari awal sampai akhir. Opening yangbagus dan menggoda akan memancing penonton untuk terus mengikuti film yang kita buat. Jika diibaratkan buku, opening adalah cover. Memang ada pepatah yang mengatakan, “Dont judge a book by its cover”. Namun faktanya, hal yang pertama kali dilihat orang saat membeli buku yang tidak ia ketahui sama sekali isinya adalah covernya. Jika orang melihat dua buku yang sama-sama tidak kita ketahui isinya, mana yang akan cenderung dipilih orang? Tentu saja yang covernya eye catching.
Begitu juga dengan film, opening yang bagus akan membangun mood penonton untuk terus menonton film sampai akhir. Apa gunanya jika kita memiliki film dengan cerita yang super keren tapi peningnya jelek banget? Tentu saja penonton akan malas melanjutkan. Paling prah langsung dimatiin, paling ringan cuma di skip-skip.
2. Bad theme (Tema yang pasaran)
Dalam membuat film, tema adalah unsur utama yang harus diperhatikan. Tema apa saja yang layak difilm kan? Bagaimana memilih tema yang menarik.
Cinta adalah tema yang menarik, khususnya bagi para remaja dan yang beranjak dewasa. Karena cinta dekat dengan kehiduan sehari-hari. Tapi hati-hati jika kita memutuskan untuk membuat film tentang cinta. Film tentang cinta dapat dengan mudah menjadi sebuah film sampah. Mengapa? Banyak sinetron menggunakan tema ini. Alurnya standar dan mudah ditebak, bahkan terkadangcenderung berlebihan dan lebay. Ceritanya pasaran: rebutan cowok, rebutan cewek, balas dendam dan harta. So, jika kamu memutuskan untuk membuat film yang bertemakan cinta, kamu harus mengemas film itu sekreatif mungkin.
Cerita yang bisa menarik penonton untuk terus mengikuti film (biasanya) adalah cerita dimana si tokoh utama mengalami progress atau kemajuan. Misalnya saja seperti Sena dalam Eyeshield 21. Awalnya ia tidak berbakat dalam American Football, hanya bisa berlari cepat. Tapi ama kelamaan bakatnya berkembang dan ia bisa menjadi MVP.
Contoh film dengan cerita baru adalah Inception, Atau francise seperti Harry Potter, Star wars, Terminator, Toy Story dan Ice Age. Contoh film Indonesia adalah Ayat ayat cinta yang akhirnya banyak film dan sinetron sejenis yang mengekor.
3. Lack of charcter (Miskin karakter)
Dalam sebuah film, bukan hanya tokoh utama saja yang harus mempunyai karakter yang kuat. Tokoh-tokoh endukung lain pun harus memiliki karakter yang kuat. Mengapa? Karena jika tidak meiliki karakter yang kuat, sesering apapun ia muncul, ia hanya akan menjadi semacam nyamuk yang lewat.
Salah satu anime yang memiliki karakter penokohan yang kuat adalah eyeshield21. Hiruma: kapten yang licik, bisa memeras orang dan mendapatkan apapun yang dibutuhkannya. Kurita: raksasa yang lembut dan baik hati tapi memiliki keinginan yang kuat. Mizumachi: bodoh dan suka bertindak sembarangan. Shin: kuat, perfect, pekerja keras, tapi tidak bisa menggunakan teknologi.
4. Lack of interest point
Sebuah film akan memiliki nilai plus jika film itu mempunyai “sesuatu yang menarik”. Biasanya sih dari sisi humornya. Tapi film yang bagus nggak harus selalu film lucu yang bisa membuat kita terpingkal-pingkal sampai sakit perut. Hal-hal lain yang akan menarik penonton misalnya: kemampuan tokoh utama yang hebat. Contohnya si tokoh utama adalah seorang hacker yang bisa masuk ke sistem mana saja, ia seorang pemain sepak bola yang badannya sangat lentur dan keseimbangannya tinggi, atau seorang yang mempunyai bakat alamai untuk bermain musik.
5. Bad time Plotting (Pembagian waktu yang buruk)
Pembagian waktu yang terlalu lama untuk suatu adegan(yang sebetulnya agak membosankan) akan menghilangkan feel dari film itu. Misalnya saja adengan dimana si cowok marah-marah ke ceweknya dan si cewek menagis-nangis sampai guling-guling di jalan selama 15 menit. Boring kan?
Begitu juga sebaliknya, adegannya menarik, tapi malah diberi porsi yang terlalu singkat. Itu dia yang bikin penonton jadi illfeel. Nah, untuk menentukan apakah adegan itu adegan yang menarik atau bukan, kita harus mengumpamakan diri kita menjadi penonton atau orang lain. Lihatlah dari sudut pandang penonton, alih-alih produser.
6. Dialog yang kaku
Dialog yang bagus akan membuat jalan cerita mudah dipahami dan cerita akan mengalir alami. Dialog yang kaku akan membuat ide cerita sebagus apapun tidak akan bermanfaat dengan dialog yang tidak mengalir. Contoh dialog film yang bagus adalah Ice Ages, The Dark Knigt serta The prestige. Contoh dialog yang kaku dan jelek adalah The last Air bender serta hampir semua film dan sinetron indonesia.
Saya kasih contoh salah satu dialog sinetron indonesia yang bener bener jelek
Plot: Seorang cewek yang di ganggu dan digodain cowok di kampus, terus ci cewek lapor ke dosen :
Cewe mahasiswa:” Pak, si A nih gangguin terus”,
Dosen Ke Si A :” kamu itu A, kalau kamu masih seperti ini, Saya suruh orang tuamu kesini!”
Dialog paling konyol sepanjang sejarah, nih sepertinyanya si penulis dialog udah kebiasan menulis sinetron SMA terus disuruh menulis dialog adegan di Kuliah. Crap, really crap!!!
Nah itu dia tadi hal-hal yang harus dihindari saat membuat film. Dalam membuat film, nggak mungkin sekali coba langsung sukses. Jadi kita harus mencoba berkali-kali. Selain itu juga diperlukan kerjasama antara pembuat cerita dan sutradara. Why? Karena pembuat cerita biasanya lebih mengetahui detail-detail tentang penceritaan dan sutradara mengetahui tentang teknis-teknis pembuatan film.
Klik untuk membaca lanjutannya