Pebisnis bukan hanya
orang yang menguasai materi manajemen dan ekonomi. Pebisnis adalah mereka yang berani mengambil resiko
ketika orang lain terlalu takut untuk mencoba. Pebisnis adalah mereka yang
terus mencoba ketika orang lain berhenti karena putus asa. Pebisnis adalah
mereka yang mampu melihat dan memanfaatkan sebuah peluang walau hanya sebesar
lubang jarum. Bisnis adalah tentang kecerdasan, pegetahuan, kegigihan, pengalaman,
dan intuisi.
Group Bakrie adalah sebuah perusahaan keluarga yang bergerak
di beberapa sektor strategis dan kini telah berkembang dengan sangat pesat.
Sektor-sektor strategis tersebut antara lain sektor telekomunikasi dengan
Bakrie Telecom, sektor pengolahan sumber daya alam dengan Bumi Resources,
maupun media online dengan Vivanews.
Tujuh puluh tahun bukan merupakan kurun waktu yang singkat,
namun prestasi Group Bakrie tak dapat dipandang sebelah mata. Manajemen yang
dikelola dengan profesional dan rapi bersanding dengan keputusan-keputusan yang
berani dan inovatif membuat Group Bakrie menjadi salah satu perusahaan raksasa
di nusantara. Kinerja yang apik terlihat dari sepak terjang Group Bakrie dalam
mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang nyaris bangkrut dan merombaknya menjadi
perusahaan yang cukup sukses. Sebut saja Lativi yang dulu hampir bangkrut
karena terlilit hutang dan ber-rating rendah, namun setelah diakuisisi berubah
menjadi TV One yang menjadi salah satu menjadi leader news station di Indonesia.
Mengakuisisi sebuah stasiun televisi swasta yang hampir
bangkrut, siapa berani?
Dalam sepak terjangnya selama tujuh puluh tahun, tak hanya
kesuksesan yang diterima. Seperti perusahaan lainnya, Group Bakrie juga tak
lepas dari terjangan permasalahan. Semakin tinggi sebuah gedung, semakin
kencang angin menerpanya. Begitu juga dengan Bakrie Group, semakin sukses
instansinya, semakin besar pula risiko yang menghadangnya. Salah satu kasus
Group Bakrie yang mencuat lama di media massa adalah kasus Lumpur Lapindo atau
Lumpur Sidoarjo. Akibat kasus tersebut tak diragukan lagi bahwa kepercayaan dan
simati publik terhadap Bakrie Group menurun dengan drastis, tak hanya para
korban namun juga masyarakat yang menyaksikan tayangan di televisi.
Simpati publik tampak tidak terlalu signifikan efeknya
terhadap kinerja perusahaan, namun tidak dapat diabaikan begitu saja.
Belum pernah terlintas di benak saya untuk menjadi seorang
CEO, apalagi untuk menjadi CEO di perusahaan sekaliber Group Bakrie. Apalagi
dengan pengetahuan dan pengalaman yang masih tergolong minim di bidang
manajemen dan bisnis. Tapi biarlah kreativitas di benak saya menari-nari dan menghadirkan
apa yang mungkin belum terpikirkan oleh orang lain.
Strength: Kesusksesan, Tantangan untuk Menapaki Ranah Baru
Tujuh puluh tahun. Dalam kurung waktu yang tidak singkat,
segala kemungkinan mungkin saja terjadi. Perusahaan yang dulunya sukses,
mungkin saja kini hanya sebatas kenangan. Sebaliknya, perusahaan yang dulu
sederhana mungkin kini telah berubah menjadi perusahaan multinasional. Dan
tampaknya Group Bakrie tidak termasuk ke dalam golongan pertama. Dengan
perkembangan yang pesat, terbuktilah keunggulan kinerja Group Bakrie.
Dilihat dari kesuksesan akuisisi Lativi yang kini menjadi
TV One, Ratelindo yang kini menjadi Bakrie Telecom dan terkenal akan produknya
yakni Esia dan AHA, Group Bakrie mempunyai strength
atau kekuatan yang mungkin tidak dimiliki perusahaan-perusahaan lain. Strength tersebut adalah keahlian dalam
merevitalisasi sistem sebuah perusahaan yang hampir bangkrut. Keahlian
memperbaiki sistem dan manajemen sehingga dapat menumbuhkan kembali sebuah
usaha yang hampir jatuh terpuruk. Sebuah kekuatan yang sangat layak untuk
dimanfaatkan dan dikembangkan.
Dengan didukung strength
berupa kekokohan yang telah teruji selama puluhan tahun, tak cukuplah jika Group
Bakrie berhenti sampai di sini. Sudah sewajarnya seorang bisnisman mencoba
hal-hal baru, atau dalam hal ini mencoba menapaki lahan bisnis baru. Seperti yang
selama ini telah dilakukan Group Bakrie dengan berinvestasi pada bidang-bidang
strategis semisal komunikasi, pengolahan sumber daya alam, dan media. Untuk
dapat berkembang lebih jauh, Group Bakie perlu memasuki sebuah industri yang
memegang peranan penting dalam perkembangan industri-industri lain. Dengan
didukung strength yang lain yakni banyaknya
ekuitas yang tersedia, saya rasa bukan merupakan masalah besar jika Bakrie
Group memperlebar sayap-sayap bisnisnya.
Weakness:
Pencitraan di Media dan Sistem Prosedur Opersional, Perlu Pembenahan
Media adalah sebuah pedang bermata dua. Ketika seseorang,
sebuah instansi, atau suatu kejadian mulai mendapat sorotan media, maka akan
ada dua hal yang mungkin akan terjadi. Yang pertama adalah media menciptakan
ketenaran dan simpati publik, media dapat membuat orang yang sebelumnya tak
pernah dikenal menjadi sosok panutan.
Namun hal yang sebaliknya juga dapat terjadi, media dapat menghancurkan
simpati publik kepada sesesorang. Faktanya, kemungkinan kedua lah yang lebih
sering terjadi. Inilah yang menjadi titik weakness
pertama, pencitraan di mata publik melalui media.
Kasus Lumpur Sidoarjo.
Ketika media mulai mencium kasus Lumpur Sidoarjo dan
memberitakannya ke seluruh penjuru tanah air, maka dimulailah sebuah efek
pedang bermata dua. Dengan pemberitaan media, Group Bakrie yang mungkin belum
dikenal oleh sebagian orang menjadi lebih dikenal. Yang kedua adalah efek
negatif, yakni turunnya simpati masyarakat terhadap Group Bakrie. Dengan pemberitaan media atas kasus Lumpur
Sidoarjo Bakrie Group mungkin saja kehilangan simpati masyarakat, namun di sisi
lain juga mendapat publiksi tersendiri.
Untuk dapat mengatasi kasus-kasus tersebut diperlukan upaya
menjaga hubungan baik dengan media sehingga media dapat mengekspos hal-hal
positif yang dilakukan oleh Group Bakrie. Namun perlu diingat bahwa media
bukanlah sesuatu yang dapat dikendalikan dengan mudah karena pada dasarnya
media menyokong prinsip jurnalisme yakni netralitas, kebenaran, dan verifikasi.
Sebuah media yang memegang teguh prinsip jurnalisme tidak akan mudah terpengaruh
oleh politik karena menjunjung tinggi asas netralitas. Media yang baik memihak
pada kebenaran. Satu-satunya cara agar mendapat sorotan positif dari media
adalah dengan merealisasikan ‘kepositifan’ itu sendiri.
Weakness yang
kedua adalah sistem prosedur operasional. Group Bakrie harus memperbaiki sistem
prosedur operasional terutama pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan sumber daya alam karena riskan terhadap kerusakan lingkungan.
Lalai sedikit saja dalam prosedur operasionalnya, maka dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan seperti pada kasus Lumpur Sidoarjo. Jadi selain menjaga
hubungan baik dengan media, juga diperlukan pembenahan sistem dari dalam.
Opportunities:
Industri Perbankan, Layak Digeluti
Dengan strengths yang ada, tidak
diragukan lagi bahwa Bakrie Group lebih dari mampu untuk mengembangkan
sayap-sayapnya memasuki bidang bisnis baru. Group Bakrie perlu memasuki sebuah
bidang strategis dimana selain memberikan keuntungan, namun juga berperan bagi
bangsa dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Bidang strategis tersebut adalah Industri Perbankan.
Industri keuangan, termasuk di dalamnya sekuritas dan
perbankan memegang peranan vital atas perputaran uang di sebuah negara, yang
artinya juga memegang peran vital dalam berjalannya industri-industri lain. Dengan
memasuki industri perbankan, berarti Group Bakrie akan memiliki jangkauan yang
lebih luas.
Kita yang mengeksekusi, kita juga yang mengelola sumber
dananya. Jika selama ini para pebisnis menggunakan jasa perbankan untuk
mempermudah transaksi keuangan, mengapa tidak memiliki jasa perbankan sendiri?
Dengan memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan atau
perbankan, akan lebih leluasa dan menguntungkan.
Bermacam-macam jenis bisnis yang dimiliki oleh Group Bakrie
menunjukkan bahwa Group Bakrie melakukan diversifikasi risiko dengan cukup
baik. Artinya ketika ada salah satu investasi yang gagal, maka pemilik tidak
perlu kebakaran jenggot karena masih terdapat beberapa bisnis lain. Investasi
dalam bidang keuangan bukan berarti tidak beresiko. Ada hal yang harus
dilakukan untuk mendiversifikasi risiko tersebut antara lain dengan
memecah-mecah investasi atau saham yang ditanam. Untuk itulah manajemen risiko
sangat diperlukan ketika mencoba berkiprah dalam industri keuangan.
Bidang perbankan adalah bidang yang penuh dengan risiko.
Risiko terbesar muncul ketika terjadi krisis moneter dan diperparah dengan
stabilitas nasional yang tidak mendukung. Contohnya pada tahun 1998 dimana
krisis moneter terjadi. Perusahaan-perusahaan yang tidak cukup kokoh dengan
mudahnya jatuh terhempas dalam kebangkrutan, sedang perusahaan yang kokoh
berhasil selamat dan terus bergerak maju walau agak tersendat.
Selalu ada cara untuk merevitalisasi perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang perbankan. Contohnya seperti yang dilakukan Agus Martowardoyo
sebelum menjabat menjadi Menteri Keuangan Republik Indonesia. Beliau
menggabungkan beberapa bank yang hampir bangkrut menjadi sebuah bank yang kini telah
tumbuh besar menjadi bank yang terpercaya, yakni Bank Mandiri. Group Bakrie
juga dapat mengambil kesempatan seperti yang telah dilakukan oleh Agus
Martowardoyo tesebut. Memang beresiko, namun membuka sebuah pintu menuju bidang
baru yang menguntungkan.
Threats: Media
dan Regulasi, masalah yang lain.
Berbagai ancaman mungkin mendera Group Bakrie. Seperti telah
disebutkan di awal, semakin tinggi sebuah gedung, semakin kencang angin
menerpanya. Begitu juga dengan Bakrie Group, semakin sukses instansinya,
semakin besar pula risiko yang menghadangnya. Ancaman terbesar terutama datang
dari media, disusul dengan regulasi, dan kepercayaan masyarakat. Ketiganya,
jika dikelola dengan baik dapat dijadikan suatu peluang tersendiri, namun jika
dikesampingkan dapat menjadi sebuah ancaman.
Solusi untuk menaggulangi permasalahan pencitraan terkait
dengan media adalah dengan menjaga hubungan baik dengan media. Memiliki sebuah
media sendiri sebagai sarana pencitraan di mata publik memang tidak salah,
namun tetap harus menjaga netralitas dan independensi pemberitaan yang
dilakukan. Untuk mewujudkan hubungan baik dengan media, diperlukan perbaikan sistem
dari dalam.
Regulasi yang selama ini diciptakan sebagian besar sertujuan
untuk keuntungan negara dan rakyat.
Terkadang pemikiran itu tidak sejalan bahkan bertentangan dengan filosofi bisnis.
Regulasi tentang pajak contohnya. Pajak digunakan untuk membiayai operasional
negara, yang ditujukan untuk kemakmuran rakyatnya. Namun terkadang regulasi
pajak terlihat tidak adil di mata para pebisnis. Ketika mereka sudah bersusah
payah mencari keuntungan, tiba-tiba negara menarik pajak dengan jumlah yang
besar. Meskipun demikian, di balik
penetapan jumlah pajak yang tidak sedikit tersebut, terdapat filosofi dan
tujuan tertentu. Untuk itulah diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
regulasi yang ada. Group Bakrie perlu memiliki staf yang ahli di bidang hukum
sehingga mampu memahami regulasi yang ada dengan lebih mendalam, bahkan jika
mampu mencari celah pada regulasi yang ada.
Threat yang ketiga
datang dari masyarakat. Masyarakat merupakan pangsa pasar perusahaan. Nmaun
jika tidak diperhatikan, masyarakat dapat menjadi ancaman tersendiri.
Masyarakat yang tidak percaya dapat berbalik dan menolak untuk menggunakan
produk-produk Group Bakrie, dan yang lebih buruk, memberikan pengaruh persuasif
kepada masyarakat lain. Oleh karena itu jika ingin meningkatkan pernjualan
perusahaan, Group Bakrie perlu memperhatikan kesejahteraan masyarakat sebagai
konsumen.Upaya tersebut dilaukan dengan usaha-usaha sosial, semisal bakti sosial
atau pengembangan derah terpencil. Selain itu juga diperlukan upaya pelestarian
alam di sekitar pabrik-pabrik yang dimiliki oeleeh Group Bakrie, dengan
reboisasi atau penghijauan. Upaya tersebut perlu dilakukan agar masyarakat
percaya bahwa Group Bakrie tidak ingin meraup keuntungan semata, namun juga
memperhatikan kelesterian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Hal-hal tersebut mungkin saja sudah terbesit di pikiran
orang lain, atau mungkin saja belum karena terdengar mustahil untuk dilakukan.
Namun dalam dunia bisnis yang dinamis, tidak ada hal yang tidak mungkin. Segala sesuatunya mungkin selama
kita gigih dan cermat dalam mengupayakannya.
2 komentar:
Alhamdulillah 20 besar :D
Alhamdulillah 20 besar :D
Posting Komentar
Tulis kritik, saran, ato komentar sesuka kamu^^