Sample Text

Life is like a ferris wheel. Sometimes growin up to the sky, sometimes fallin to the ground. But no matter what happened, its always interesting to be enjoyed. Because life is never ending adventure

Selasa, 09 Juli 2013

Hewan-Hewan Peliharaan Ekstrem dan Unik untuk Anak Kost

Selasa, 09 Juli 2013
Sebagai anak kos yang merupakan penyayang hewan, pasti akan terasa sepi jika tidak ada hewan peliharaan di kamar kos. Rasanya, ada yang kurang tanpa gerak-gerik kehidupan mereka. Kalau sudah ngebet, meski terdapat seribu satu halangan dan rintangan, para penyayang hewan akan tetap bersikukuh memelhara hewan di kamar kos yang luasnya tidak seberapa.
Namun terkadang kita merasa bosan dengan hewan peliharaan di kos yang itu-itu saja. Kucing, anak anjing, ikan hias, hamster, atau sugar glider. Memang sih, mereka tampak menggemaskan. Tapi, karena banyak orang yang memeliharanya jadi terasa biasa saja.

Bagi yang menyukai peliharaan yang unik, ekstrem, dan berbeda, ini dia daftar hewan yang direkomendasikan untuk dipelihara.
Klik untuk membaca lanjutannya

3 komentar

Jenis dan Karakter Hamster

Setelah membaca mengenai peliharaan apa saja yang cocok dipelihara anak kos—antara lain ikan, kura-kura, hamster, sugar glider, tupai, dan landak mini—mungkin ada beberapa pembaca yang tertarik untuk memelihara hamster. Memang sih, hamster  adalah salah satu hewan yang berparas imut, lucu, menggemaskan, dan tidak susah untuk dipelihara. Kehiperaktifan dan kelucuan tingkah hamster juga menjadikannya sebagai hewan yang tidak membosakan untuk diamati atau diajak bercengkrama. 

Nah, kali ini saya akan membahas mengenai jenis-jenis hamster yang ada di Indonesia. Karena sebenarnya ada lebih banyak lagi jenis hamster di dunia, namun hanya beberapa saja yang ada di Indonesia.

Sebelum memutuskan untuk membeli hamster, sebaiknya kita mengenal lebih dalam jenis-jenis hamster agar dapat memilih dengan tepat hamster jenis apa yang kamu inginkan.
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Kamis, 04 Juli 2013

Rekomendasi Peliharaan untuk Anak Kost

Kamis, 04 Juli 2013
Sering merasa jenuh di kos? Atau merasa kesepian?

Hidup seorang diri di kamar kos tanah rantau terkadang dapat melahirkan rasa sunyi dalam jiwa seseorang. Kala sedang seorang diri di kamar kos dan tidak ada siapa pun, pasti seringkali terbayang hangatnya suasana rumah. Ayah dan Ibu yang selalu ada untuk menyayangi, kakak atau adik yang jahil tapi bikin kangen, atau Nenek yang bermata teduh.

Kala kesepian melanda, kita butuh teman untuk mengisi kembali kebahagiaan hidup yang terkikis rasa sepi. Kalau teman-teman kuliah kita tidak sibuk, sekadar makan atau jalan-jalan bersama pun dapat memberikan rasa bahagian tersendiri. Tapi jika teman-teman kita mempunyai kegiatan masing-masing?

Nah... Kita butuh sesuatu sebagai pelampiasan dari rasa sepi itu. Sebagai makhluk sosial, manusia sebenarnya tidak hanya dapat bergaul dengan sesama manusia. Manusia juga dapat bergaul dengan makhluk hidup yang lain, salah satunya hewan. Jadi, bagi kamu yang sering merasa kesepian di kos, memelihara hewan dapat menciptakan kesenangan juga sebagai sarana menyalurkan hobi. Sambil iseng-iseng jika hewan yang dipelihara sukses beranak pinak, bisa juga dijadikan sebagai bisnis :D

Lantas, apa saja hewan yang dapat dijadikan sebagai rekan di kamar kos? Ini dia beberapa peliharaan yang cocok untuk  anak kos.
Klik untuk membaca lanjutannya

22 komentar

Minggu, 02 Juni 2013

Kiat Beorganisasi, Rasa Nyaman dalam Kekeluargaan

Minggu, 02 Juni 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedelapan, bertemakan komunitas ideal.

Mungkin bagi sebagian besar orang, organisasi adalah suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama. Mungkin, bagi sebagian yang lain, organisasi adalah wahana untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan diri. Namun bagi saya, organisasi memiliki makna lebih dari itu.

Sejak SD saya suka mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah. Berbagai macam klub saya ikuti. Mulai dari klub menjahit, klub tae kwon do, hingga klub berenang. Menginjak SMP, saya juga mulai senang berorganisasi. Saya masuk tim mading, tim buletin sekolah, English Speaking Club, dan aktif mengikuti kegiatan Pramuka hingga event-event eksternal. Saya juga menjadi pengurus inti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan pengurus inti Rohis. Apa yang saya cari dari organisasi sebanyak itu? Teman, pengalaman, dan pengetahuan.

Menginjak SMA, saya juga aktif di beberapa organisasi. Saya menjadi pengurus MPK (Majelis Perwakilah Kelas), PMR (Palang Merah Remaja), dan Dewan Ambalan (Pengurus Pramuka). Pada masa SMA itulah, saya menemukan apa yang saya cari dari sebuah organisasi. Pengembangan diri, pengalaman yang berjibun, teman seambreg, pengetahuan keorganisasian yang semakin handal, itu hal yang biasa dari sebuah organisasi. Lantas apa yang saya cari?
Klik untuk membaca lanjutannya

4 komentar

Sabtu, 01 Juni 2013

Simeut, Kemana Engkau Pergi?

Sabtu, 01 Juni 2013
sumber foto: http://www.kidnesia.com

“Fa... Ameng yu, urang ngadu simeut!”*

“Fa... Ngala kersen yuu...”**

Seruan-seruan itu masih jelas terngiang di benak saya. Ya, meski belasan tahun telah berlalu sejak masa itu, kenangan manis semasa kecil di Kota Cimahi tak akan pernah pudar dari benak ini. Kenangan tentang masa itu adalah kenangan yang terasa gegap gempita meski saat itu belum ada  penerangan kota yang besarnya ribuan megawatt. Bukan fasilitas modern  yang membuat kenangan masa kecil itu terasa sangat gemerlap, namun keceriaan kala bermain bersama kawan-kawan.

Dulu, masih banyak tanah lapang di Kota Cimahi. Kami biasa menggunakan tanah lapang itu untuk bermain apa saja. Bermain lompat tali, bermain galah, kelereng, mencari simeut alias belalang, masak-masakan, atau bermain cublek-cublek suweng. Tentu saja, yang paling seru adalah mencari simeut dan kemudian mengadunya. Saya dan teman-teman akan bersorak menyoraki simeut yang dijagokan. Puas bermain, jika rasa lapar menggigit perut, kami pun berlarian memburu Amang-amang penjual jajanan khas sunda.  Mulai cimol, cilok, basreng, cireng, ataupun siomay bisa kami babat habis semua.

Sayang, seiring perkembangan Kota Cimahi, semakin sedikit tanah lapang yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk bermain. Tanah-tanah lapang itu telah berubah menjadi swalayan atau komplek perumahan. Di satu sisi, KotaCimahi semakin berkembang dan maju. Namun, di sisi lain, anak-anak Cimahi kehilangan lahan bermainnya.


"Sang Simeut"
sumber foto: http://su.wikipedia.org/wiki/Simeut
Kini, lapangan hijau temat kami bermain— yang juga menjadi rumah tinggal simeut—semakin berkurang. Pun simeut yang dulu biasa kami adu. Kemana mereka pergi? Ah, rupanya karena ruang hidup mereka semakin menipis mereka memutuskan untuk pergi entah kemana. Bukan tidak mungkin, kelak anak cucu tak lagi mengenal simeut

****

Pernah berkunjung ke Kota Cimahi?
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Kamis, 30 Mei 2013

Mereka Ada di Mana-Mana

Kamis, 30 Mei 2013

Pukul tiga lebih sepuluh menit. Gadis di hadapanku masih terdiam membisu, bibirnya bergerak-gerak kaku seperti orang gagu. Sepertinya ia hendak mengatakan sesuatu. Namun segala yang ingin diucapkannya tak juga keluar, bibirnya enggan mematuhi titah sanubarinya. Bumi menghormati gadis itu, ia pun berhenti berputar. Awan-awan dan beburungan yang sedari tadi meramaikan suasana taman kini tiba-tiba saja menghilang. Kata angin, kekalutan gadis itu membuat mereka enggan mengepak mengangkasa.

Si Gadis yang Sedang Menunggu
sumber: mwwallpaper.com
Pukul tiga lebih tiga puluh menit. Gadis anggun yang duduk di bangku taman itu masih terdiam membisu. Rona merah yang tadi menghiasi pipinya berubah memuda dan kian memudar. Masih hening. Rupanya sedari tadi bumi masih terdiam mengikuti gadis itu. Keheningan yang memilukan sum-sum tulang, hanya ada desah tertahan.

Pukul tiga lebih empat puluh lima menit. Gadis itu masih terdiam membisu bak orang gagu. Kini tangannya bergerak-gerak kecil mengusir bulir-bulir kegelisahan yang beterbangan menghampiri. Tak ada suara meski berulang kali ia kusapa. Hanya matanya yang berusaha mengucap sebuah kata, entah apa.

Pukul empat, sudah satu jam. Taman kota masih menyenandungkan elegi kesunyian. Sepertinya bumi masih enggan berputar. Ah, tanpa kusangka anak sungai  membajiri pipi pualam gadis itu.

“Hei, kamu kenapa?” tanyaku spontan, tidak sabar dengan ketidakacuhan dan kediamannya. “ada yang bisa kubantu? Maaf, bukan bermaksud ikut campur, tapi turasa kekalutan tak pantas menjadikan auramu kelabu. Kau tahu, Tuhan tidak pernah menciptakan masalah tanpa jalan keluar,”

Tiba-tiba gadis itu menoleh. Perlahan. Masih dengan bola mata yang gemerlap basah karena basuhan air mata. “Aku berjanji untuk bertemu kekasihku di Taman Kota Sebelah. Tapi aku tersesat dan akhirnya tiba di taman kota ini. Aku telah menunggu berjam-jam hingga mentari yang tadinya tepat di ubun-ubun berpindah ke sebelah Barat. Namun ia tak kunjung datang menemuiku.” cerita gadis itu panjang lebar.

“Lantas mengapa tak kau beri tahu kekasihmu itu untuk menemuimu di taman ini?”

Pulsaku habis. Aku belum mengenal kota ini hingga ke sudut-sudutnya. Aku tak bisa menghubungi kekasihku.”

Dan tiba-tiba bumi memutuskan untuk kembali berotasi. Pepohonan dan bangku taman terlihat miring. “Gubrak!” Aku terjatuh. Tak tahukah gadis itu? Aku adalah seorang penjual pulsa.
Klik untuk membaca lanjutannya

3 komentar

OGB: Kualitas Tetap Memukau, Harga Lebih Terjangkau

Saat ini taraf kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah. Hal tersebut dinyatakan oleh James Riandy, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Indutri (Kadin) Indonesia bidang pendidikan dan kesehatan sebagaimana dilansir dari laman Republika Online (29/05/13).


Fasilitas Kesehatan Masih Mahal?
 Fasilitas kesehatan super canggih memang telah tersedia di beberapa rumah sakit besar di Indonesia. Namun karena biaya yang mahal, fasilitas tersebut hanya dapat diakses oleh sebagian kecil masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Realita tersebut membuktikan bahwa terjadi kesenjangan status kesehatan antartingkat sosial ekonomi masyarakat Indonesia.

Apakah kesehatan hanya menjadi hak masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi menegah ke atas? Padahal masih banyak penduduk miskin di Indoneisa. Pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah 29,13 juta jiwa.

Sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, kesehatan merupakan hak setiap warga negara. Hal tersebut termaktub dalam pasal 28H serta pasal 34 ayat (3) yang berbunyi, “negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang layak sebagaimana amanat konstitusi adalah melalui  program OGB yang diluncurkan pada tahun 1989.

Program OGB atau Obat Generik Berlogo adalah salah satu program Kementerian Kesehatan yang bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indoneisa melalui jaminan ketersediaan obat berkualitas dan harga terjangkau bagi masyarakat. Regulasi menegnai OGB lebih lanjut ditungkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan NO. HK.0301/Menkes/146/I/2010 yang memuat harga obat generik terbaru.

Namun sayang, OGB yang dicanangkan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat malah kerap dipandang sebelah mata. Karena harganya yang lebih murah beberapa kali lipat dibanding obat bermerk, OGB kerap dianggap sebagai obat yang kurang manjur. Bahkan, beberapa kalangan masyarakat menganggap bahwa OGB diperuntukkan untuk masyarakat yang kurang mampu.

Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Sabtu, 25 Mei 2013

Semua Berawal Dari Blog

Sabtu, 25 Mei 2013

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh.

Bagi saya, blog telah menjelma bagai seorang kawan dekat. Ia adalah wadah untuk menumpahkan segalanya. Mulai jurnal, hingga post abstrak yang sebenarnya berisi curahan hati. Kepada blog juga saya berbagi ketika merasa masalah saya terlalu riskan bila dibagikan kepada orang lain. Dari blog saya tidak hanya mendapatkan kelegaan, tetapi saya juga mendapatkan pengalaman dan rejeki.

Jika dalam lirik lagu Cinta Sejati yang dinyanyikan oleh BCL “cinta kita melukisakan sejarah”, maka bagi saya, blog ini lah yang melukiskan sejarah saya. Blog ini bagaikan sebuah halaman kecil yang memuat sejarah saya.

Kali pertama saya membuat blog adalah masa-masa awal booming-nya Raditya Dika. Kira-kira semasa duduk di kelas X SMA, ya, masa-masa ketika saya masih labil mencari jati diri. Waktu itu, saya tidak mengenal Raditya Dika, juga bukan fans beratnya. Namun salah satu teman saya adalah fans beratnya, dan dari dia lah awal mula dunia perbloggingan saya dimulai.
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Sabtu, 18 Mei 2013

Bahtera, Tak Selamanya Berlayar Sempurna

Sabtu, 18 Mei 2013

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam, yang bertema "Dua Sisi"

Kemarin, sembari makan dan mengobrol di warung bakso bersama teman-teman sekelas, saya membaca sebuah berita. Isinya tentang masalah keluarga seorang aktris wanita yang juga merupakan anggota DPR berinisial perbulan ia hanya diberi 20 juta, sedang 20 juta sisanya untuk keperluan rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya.

Miris? Iya. Hanya karena uang kecantikan, bahtera rumah tangga yang telah mereka bangun selama 17 tahun mudah saja luluh lantak seketika. Sayang, bukan karena badai topan tetapi hanya karena masalah sepele: uang kecantikan.

Semudah itukah?
Klik untuk membaca lanjutannya

2 komentar

Jumat, 17 Mei 2013

Ketidakpastian Dalam Kepastian

Jumat, 17 Mei 2013

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam dengan tema dua sisi.

Dalam setiap detil aspek kehidupan, semua orang pasti menginginkan kepastian. Siapa mau terus menerus dirundung kegelisahan, kebingungan, dan tanda tanya karena ketidakpastian? Siapa mau, terus menerus menerung dalam kemelut memikirkan probabilitas yang akan terjadi diantara berjuta kemungkinan? Siapa yang mau, berlama-lama diam tak dapat melakukan hal lain karena dirundung ketidak pastian?

Dalam pekerjaan misalnya, tidak ada yang mau berlama-lama digantung status pegawai tetapnya oleh perusahaan. Semua orang pasti menginginkan kepastian status pegawai secepat mungkin. Apalagi jika pengabdian yang dilakukan sudah bertahun-tahun. Dalam berpacaran misalnya, tidak ada yang mau berlama-lama digantung hubungannya oleh seseorang. Semua orang pasti menginginkan kepastian akan sebuah hubungan, apalagi jika sudah lama PDKT namun tak kunjung jadian, atau sudah lama pacaran namun tak kunjung melangkah ke pelaminan.
Klik untuk membaca lanjutannya

2 komentar

Senin, 06 Mei 2013

Segores Kisah Cinta Pertama

Senin, 06 Mei 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kelima yang bertema cinta pertama.

Membaca tema minggu kelima ini, seketika hati saya meretas. Cinta pertama. Ah, padahal baru beberapa hari lalu saya mendapat kabar bahwa seseorang yang dulu saya sukai kini telah bersanding dengan orang lain.

Pedih? Tidak juga. Yah, beberapa orang mengatakan bahwa kami berdua sangat mirip dengan dua tokoh utama dalam Perahu Kertas karya Dee: Kugy dan Keenan. Saya kecil, cengengesan, blak-blakan, kadang kucel, dan suka menulis. Dia seniman sejati, piawai dan jago dalam menggambar. Kami sama-sama menyukai seni, namun dalam bentuk berbeda.

Bukankah pedih rasanya mengenang kisah itu? Tidak juga. Karena ternyata,
Klik untuk membaca lanjutannya

1 komentar

Sabtu, 04 Mei 2013

Anak Langit

Sabtu, 04 Mei 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat.


Kenapa langit warnanya biru?
Kemaren kan udah dijelaskan, Pak.
Jawab saja.
Cahaya itu gelombang. Merah, Kuning, Orange itu gelombang panjang. Biru itu gelombang pendek. Sedangkan atmosfer itu satu frekuensi dengan gelombang pendek terutama warna biru.  Jadi, atmosfer menahan dan menghamburkan warna biru itu di langit. Itu mengapa langit warnanya biru, Pak.
-Penggalan percakapan dalam film Habibie Ainun-

*****
Suatu ketika, pernah terbesit dalam benakku, mungkin aku adalah anak langit. Rasaku bergantung pada langit, dan langit menyayangiku dengan warna-warnanya. 

Ketika resah tiba-tiba datang berkunjung, aku hanya perlu memandang langit. Lantas ia akan memberiku sebuah senyum yang berwarna biru. Dan seketika, bum! Warna kelabu yang sebelumnya menyelimuti hatiku, hilang begitu saja.

Aku betah duduk bermenit-menit, bahkan berjam-jam hanya untuk memandangi langit. Aku tak peduli ketika leherku teleh merasa pegal dan cengang karena terlalu lama mendongak. Mungkin, jika tak mempunyai kewajiban lain di dunia ini, aku bisa saja duduk berhari-hari atau berbulan-bulan untuk memandang langit.

Mungkin aku adalah anak langit.

Karena ketika
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Sabtu, 27 April 2013

Sri Mulyani, Kartini Masa Kini

Sabtu, 27 April 2013
 Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga.

Ketika kita terjebak masuk ke dunia yang salah, maka hilanglah segala passion, harapan, impian, dan cita yang dulu pernah terukir dalam benak memori. Impian yang dahulu telah disemat dan disulam dengan indah, terpaksa luluh lebur seiring waktu. Ketika memasuki lorong-lorong dunia baru yang sungguh berbeda, tanpa panutan, maka hilanglah sudah pribadi yang dulunya telah terbentuk tertempa betahun-tahun.

Saya mengalaminya. Tanpa sengaja, saya memasuki dunia baru. Namun, bukan dunia yang saya impikan sejak kecil. Dunia ini sungguh berbeda, seolah berbalik memutar 180 derajat.

Saya selalu ingin menjadi seorang peneliti, seorang ilmuan yang berkecimpung di dunia sains. Namun ternyata jalan takdir saya berbeda. Saya diterima di sebuah perguruan tinggi kedinasan yang cukup ternama di Indonesia, STAN atau Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Namun sayang, kampus yang tersohor tersebut bergerak bukan dalam bidang yang saya impikan.

Dan menguaplah semua impian yang dulu pernah saya lukis. Seolah kehilangan pegangan, saya menjadi seorang yang mengikuti arus: terombang ambing ke sana ke mari tanpa benar-benar mengerti apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

Untunglah, ada sesosok wanita yang sangat menginspirasi saya. Sosoknya yang bijak dan cerdas mampu menghadirkan kembali impian-impian yang meluntur tergerus keadaan. Dulu, ia sangat dekat dengan kampus tempat saya berada. Beberapa kali ia hadir di acara kampus dan menjadi motivator sekaligus inspirator. Beberapa kali juga wajahnya menghiasi sampul depan tabloid kampus. Beruntunglah wisudawan yang prosesi wisudanya sempat dihadiri beliau.

Ia adalah
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Sabtu, 20 April 2013

Yang Unik dari Kota Gudeg

Sabtu, 20 April 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua, yang bertajuk Local Taste.

Kali ini saya akan membahas mengenai mahanan unik yang berasal dari Kota Gudeg, Jogja. Selama ini kota Jogja khas dengan bakpia dan gudegnya. Padahal, masih banyak kuliner lain yang, menurut saya, sangat unik dan kreatif. Namun, sebelumnya, mari kita mengingat kembali tentang gudeg dan bakpia.

Jika biasanya sayur mempunyai rasa yang gurih atau segar, maka lain halnya dengan gudeg. Sayur ini memiliki rasa yang manis! Berasal dari Wijilan, sebuah kampung yang terletak di Timur Alun-Alun Yogyakarta, sayur ini terbuat dari gori (nangka muda). Gudeg biasa dinikmati bersama endog abang (telur merah) dan krecek. 
Gudeg Jogja
Selain gudeg, nama bakpia telah melegenda sebagai makanan khas Jogja. Bakpia sendiri adalah kue berisi kacang hijau, dapat berupa kue basah maupun kering. Bakpia berasal dari daerah Pathuk, Jogja, oleh karena itu, yang paling tersohor adalah Bakpia Pathuk.
Bakpia Pathuk
Menyoal Local taste Jogja,  sepertinya manis merupakan penggambaran yang tepat.

Mengapa?
Klik untuk membaca lanjutannya

3 komentar

Jumat, 19 April 2013

Geblek, Makanan Tradisional yang Membudaya

Jumat, 19 April 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua.

Makanan biasa dijadikan sebagai ikon suatu daerah. Ketika berwisata, makanan tersebut akan dicari untuk dijadikan sebagai buah tangan. Namun, pernahkah menemui makanan tradisional yang melegenda hingga membudaya sebagai motif pakaian khas? Di daerah saya, ada. Kali ini saya akan membahas kudapan yang melegenda tersebut. 

Saat itu, saya berada dalam perjalanan dari Stasiun Wates menuju rumah saya. Dalam kondisi lelah seusai menempuh perjalanan panjang Jakarta—Jogja, adik saya yang masih SD mengajak saya mengobrol.

“Mbak, tahu tentang geblek renteng?”
“Geblek yang dideret-deretkan?” saya menjawab asal.
“Tahu cerita asal muasal geblek renteng?”

Saya menggeleng perlahan. Berbulan-bulan di perantauan membuat saya kurang update mengenai perkembangan di daerah saya. Dan kemudian mengalirlah kisah geblek renteng dari bibir adik saya.
*****
Adalah Kulon Progo
Klik untuk membaca lanjutannya

1 komentar

Kamis, 18 April 2013

SAUNG ANGKLUNG UDJO, RUMAH BUDAYA PASUNDAN

Kamis, 18 April 2013
Laporan Perjalanan
Oleh: Muamaroh Husnantiya



Adalah Saung Angklung Udjo, sebuah sanggar seni yang berlokasi di Jalan Padasuka 118 Bandung. Saung ini merupakan sebuah sanggar seni sebagai tempat pertunjukan seni, laboratorium pendidikan, sekaligus objek wisata khas Jawa Barat. Uniknya, saung yang diprakarsai oleh Udjo Ngalagena dan Uum Sumiati ini memberdayakan masyarakat sekitar.

Beruntung saya dan mahasiswa Program Diploma III Kebendaharaan diberi kesempatan mengunjungi Saung ini dalam acara Studi lapangan yang diprakarsai oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Anggaran dan didukung oleh pihak sekretariat STAN.

Senin (15/04/13) sore itu, tepatnya pukul 17.45, rombongan kami tiba di SaungAngklung Udjo. Tak disangka, suasana sejuk dan nyaman menyambut kami. SaungAngklung Udjo dikelilingi oleh pohon-pohon bambu, dari kerajinan bambu dan interior bambu sampai alat musik bambu. Mungkin, nuansa bambu itulah yang memanjakan mata kami, sangat berbeda dengan nuansa perkotaan yang padat akan gedung-gedung beton pencakar langit.

Selain tempat pertunjukan, Saung Angklung Udjo juga menyediakan
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Minggu, 14 April 2013

Secercah Harapan di Kebun Belakang

Minggu, 14 April 2013
Tulisan ini diikutkan pada #8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu pertama. 

Tulisan ini saya buat untuk mengabadikan kenangan, sekaligus mencatat perubahan yang terjadi di lingkungan saya. 


Dulu lahan di belakang rumah saya itu hanyalah sebuah kebun tak terawat. Jati, pisang, randu berdesakan, berlomba menjulang untuk menggapai sang langit. Dulu ada dedaunan kering dan biji-bijian yang seperti menunggu untuk disemai, berserakan bergumulan menyelimuti. Dulu hanya riuh rendah kicau beburungan. Terkadang induk ayam melintas, menuntun anak-anaknya sembari mematuk pangan. Sedang si jantan mengawasi dari kejauhan sembari menggoda ayam betina lain. Tupai terkadang melompat tiba-tiba, mengagetkan, meriuhkan suasana. Rimbun kebun belakang rumah itu jugalah yang memberi sebagian goresan pada kertas hidup saya, goresan indah. 

Teduh namun nampak gagah, masih jelas bagaimana kesan lahan belakang rumah tersebut di benak saya. Kemudian datang seseorang yang tiba-tiba datang mengubah segalanya. 

Seorang kakek tua yang datang dari pengelanaannya, setelah berpuluh tahun singgah di negeri orang dalam pengasingan. Beliaulah Hersri Setiawan,

Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Selasa, 09 April 2013

Impaksi, Bengkak pada Gusi Bagian belakang

Selasa, 09 April 2013
Entah mengapa, tiba-tiba gusi bagian belakang saya bengkak padahal saya tidak punya riwayat sakit gigi karena gigi berlubang. Pun gigi bungsu saya (pada bagian itu) juga belum tumbuh. Awalnya, saya mengira rasa sakit itu pertanda akan tumbuhnya si gigi bungsu. Nah, tiba-tiba saya menemukan seorang teman mengeshare artikel di Facebook dari laman ini. Penasarn, saya buka dan saya baca.... Saya yang parno pun jadi curiga, jangan-jangan bengkak pada gusi bagian belakang saya disebabkan oleh impaksi. *Oh nooo!!! Saya tidak mau dioperasi T_T*
Nah ini dia penjelasan lebih lanjut mengenai impaksi
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Jumat, 29 Maret 2013

Kenyamanan dalam Kereta VS Sumber Penghidupan

Jumat, 29 Maret 2013
Tujuan kebijakan PT KAI baru-baru ini adalah untuk meningkatkan kenyamanan pelayanan publik. Kebijakannya bertahap, mulai dari penghapusan sistem tiket tanpa tempat duduk di kereta api jarak jauh, sterilisasi stasiun, penghapusan KRL ekonomi, dan penghapusan kereta ekonomi jarak jauh. 

Dananya? Tentu tidak cuma sedikit, apalagi untuk sterilisasi.

Nantinya, tidak akan ada lagi KRL ekonomi dan kereta ekonomi jarak jauh. Semuanya akan diganti, minimal ekonomi AC. Padahal, tidak segelintir orang yang mengandalkan penghidupan dari kereta ekonomi. Pengamen, pedagang asongan, peminta-minta, penyapu, banci, penyemprot, bahkan para pegawai yang biasa pulang-pergi di akhir pekan untuk bertemu keluarga di kampung halaman. 


Tidak ada lagi pedagang di dalam kereta ekonomi jarak jauh.
Lantas, bagaimana kalau
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Selasa, 08 Januari 2013

Keengganan Menjadi Pejabat Pengadaan: Dilema Pemenuhan Indikator Pertumbuhan Nasional dan Kejerian akan Tuntutan Hukum

Selasa, 08 Januari 2013


Keengganan Menjadi Pejabat Pengadaan:
Dilema Pemenuhan Indikator Pertumbuhan Nasional dan Kejerian akan Tuntutan Hukum
Oleh: Muamaroh Husnantiya

Pendahuluan : Antara Pertumbuhan Ekonomi dan PBJ
Dalam teori makroekonomi, terdapat beberapa pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional, salah satunya adalah pendekatan pengeluaran yang menyatakan bahwa Y = C + I + G + (X - M). Makna teori tersebut, secara garis besar adalah pertumbuhan ekonomi bisa diciptakan lewat konsumsi (C), belanja pemerintah (G), investasi (I), dan net ekpor (X-M).

Unsur-unsur tersebut sekaligus menjadi indikator dalam menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Memang masih debatable, apakah indikator tersebut benar-benar mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sesungguhnya, namun sampai saat ini best practice masih menggunakan asumsi tersebut.
Faktor konsumsi dan belanja pemerintah menjadi titik tumpu dalam upaya peningkatan pertumbuhan nasional. Tentu saja karena dengan penduduk Indonesia yang berdasar hasil sensus terakhir di tahun 2010 jumlahnya mencapai 237.556.363 orang, tidak sulit untuk menigkatkan konsumsi.

Sari sisi belanja pemerintah, Indonesia memunyai APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang jumlahnya mencapai ribuan triliun. Pada tahun 2013 anggaran untuk belanja adalah 1683 triliun dengan rincian belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.154,4 triliun dan transfer ke daerah Rp 528,6 triliun. Untuk belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja pegawai Rp 241,1 triliun, belanja barang Rp 167 triliun, belanja modal sebesar Rp 216,1 triliun, pembayaran bunga utang sebesar Rp 113,2 triliun.

Seperti yang telah kita ketahui, salah satu indikator dalam pertumbuhan nasional adalah besarnya realisasi unsur ‘G’ atau belanja pemerintah yang aalam APBN 2013 mencapai bilanga  1600 triliun. Faktanya, dalam realisasi belanja tersebut mau tidak mau pasti bersinggungan dengan pengadaan barang dan jasa.

Namun saat ini pengadaan di instansi pemerintah adalah merupakan salah satu penyumbang dalam pemenuhan penjara di Indonesia. Risiko dalam PBJ tidak pandang bulu, mulai dari Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota bahkan sampai tingkat Kepala Desa dapat dituntut jika ada kesalahan atau penyelewengan dalam pengadaan barang dan jasa. Penyebab maraknya korban yang harus mengiap di hotel prodeo karena pengadaan barang dan jasa bisa jadi disebabkan karena tiga hal: tertarik untuk melakukan penyelewengan, kambing hitam dari oknum yang melakukan penyelewengan, atau karena ketidakhati-hatian.

Kasus korupsi dalam proses PBJ di Indonesia  berjumlah hingga 3.423 kasus. Sementara itu 85 persen 173 kasus yang melibatkan kepala daerah juga merupakan kasus pengadaan barang dan jasa. Dari catatan KPK, lebih dari 70 persen adalah kasus pengadaan barang dan jasa. 90 Persen diantaranya terjadi saat perencanaan.

Ketakutan akan terjeratnya panitia pengadaan terhadap dugaan korupsi inilah yang menyebabkan kurang efektifnya beberapa pengadaan di Indonesia. Banyak orang-orang yang sebenarnya mampu dan berkompeten
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar