Sample Text

Life is like a ferris wheel. Sometimes growin up to the sky, sometimes fallin to the ground. But no matter what happened, its always interesting to be enjoyed. Because life is never ending adventure

Kamis, 30 Mei 2013

Mereka Ada di Mana-Mana

Kamis, 30 Mei 2013

Pukul tiga lebih sepuluh menit. Gadis di hadapanku masih terdiam membisu, bibirnya bergerak-gerak kaku seperti orang gagu. Sepertinya ia hendak mengatakan sesuatu. Namun segala yang ingin diucapkannya tak juga keluar, bibirnya enggan mematuhi titah sanubarinya. Bumi menghormati gadis itu, ia pun berhenti berputar. Awan-awan dan beburungan yang sedari tadi meramaikan suasana taman kini tiba-tiba saja menghilang. Kata angin, kekalutan gadis itu membuat mereka enggan mengepak mengangkasa.

Si Gadis yang Sedang Menunggu
sumber: mwwallpaper.com
Pukul tiga lebih tiga puluh menit. Gadis anggun yang duduk di bangku taman itu masih terdiam membisu. Rona merah yang tadi menghiasi pipinya berubah memuda dan kian memudar. Masih hening. Rupanya sedari tadi bumi masih terdiam mengikuti gadis itu. Keheningan yang memilukan sum-sum tulang, hanya ada desah tertahan.

Pukul tiga lebih empat puluh lima menit. Gadis itu masih terdiam membisu bak orang gagu. Kini tangannya bergerak-gerak kecil mengusir bulir-bulir kegelisahan yang beterbangan menghampiri. Tak ada suara meski berulang kali ia kusapa. Hanya matanya yang berusaha mengucap sebuah kata, entah apa.

Pukul empat, sudah satu jam. Taman kota masih menyenandungkan elegi kesunyian. Sepertinya bumi masih enggan berputar. Ah, tanpa kusangka anak sungai  membajiri pipi pualam gadis itu.

“Hei, kamu kenapa?” tanyaku spontan, tidak sabar dengan ketidakacuhan dan kediamannya. “ada yang bisa kubantu? Maaf, bukan bermaksud ikut campur, tapi turasa kekalutan tak pantas menjadikan auramu kelabu. Kau tahu, Tuhan tidak pernah menciptakan masalah tanpa jalan keluar,”

Tiba-tiba gadis itu menoleh. Perlahan. Masih dengan bola mata yang gemerlap basah karena basuhan air mata. “Aku berjanji untuk bertemu kekasihku di Taman Kota Sebelah. Tapi aku tersesat dan akhirnya tiba di taman kota ini. Aku telah menunggu berjam-jam hingga mentari yang tadinya tepat di ubun-ubun berpindah ke sebelah Barat. Namun ia tak kunjung datang menemuiku.” cerita gadis itu panjang lebar.

“Lantas mengapa tak kau beri tahu kekasihmu itu untuk menemuimu di taman ini?”

Pulsaku habis. Aku belum mengenal kota ini hingga ke sudut-sudutnya. Aku tak bisa menghubungi kekasihku.”

Dan tiba-tiba bumi memutuskan untuk kembali berotasi. Pepohonan dan bangku taman terlihat miring. “Gubrak!” Aku terjatuh. Tak tahukah gadis itu? Aku adalah seorang penjual pulsa.
Klik untuk membaca lanjutannya

3 komentar

OGB: Kualitas Tetap Memukau, Harga Lebih Terjangkau

Saat ini taraf kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah. Hal tersebut dinyatakan oleh James Riandy, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Indutri (Kadin) Indonesia bidang pendidikan dan kesehatan sebagaimana dilansir dari laman Republika Online (29/05/13).


Fasilitas Kesehatan Masih Mahal?
 Fasilitas kesehatan super canggih memang telah tersedia di beberapa rumah sakit besar di Indonesia. Namun karena biaya yang mahal, fasilitas tersebut hanya dapat diakses oleh sebagian kecil masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Realita tersebut membuktikan bahwa terjadi kesenjangan status kesehatan antartingkat sosial ekonomi masyarakat Indonesia.

Apakah kesehatan hanya menjadi hak masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi menegah ke atas? Padahal masih banyak penduduk miskin di Indoneisa. Pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah 29,13 juta jiwa.

Sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, kesehatan merupakan hak setiap warga negara. Hal tersebut termaktub dalam pasal 28H serta pasal 34 ayat (3) yang berbunyi, “negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang layak sebagaimana amanat konstitusi adalah melalui  program OGB yang diluncurkan pada tahun 1989.

Program OGB atau Obat Generik Berlogo adalah salah satu program Kementerian Kesehatan yang bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indoneisa melalui jaminan ketersediaan obat berkualitas dan harga terjangkau bagi masyarakat. Regulasi menegnai OGB lebih lanjut ditungkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan NO. HK.0301/Menkes/146/I/2010 yang memuat harga obat generik terbaru.

Namun sayang, OGB yang dicanangkan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat malah kerap dipandang sebelah mata. Karena harganya yang lebih murah beberapa kali lipat dibanding obat bermerk, OGB kerap dianggap sebagai obat yang kurang manjur. Bahkan, beberapa kalangan masyarakat menganggap bahwa OGB diperuntukkan untuk masyarakat yang kurang mampu.

Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Sabtu, 25 Mei 2013

Semua Berawal Dari Blog

Sabtu, 25 Mei 2013

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh.

Bagi saya, blog telah menjelma bagai seorang kawan dekat. Ia adalah wadah untuk menumpahkan segalanya. Mulai jurnal, hingga post abstrak yang sebenarnya berisi curahan hati. Kepada blog juga saya berbagi ketika merasa masalah saya terlalu riskan bila dibagikan kepada orang lain. Dari blog saya tidak hanya mendapatkan kelegaan, tetapi saya juga mendapatkan pengalaman dan rejeki.

Jika dalam lirik lagu Cinta Sejati yang dinyanyikan oleh BCL “cinta kita melukisakan sejarah”, maka bagi saya, blog ini lah yang melukiskan sejarah saya. Blog ini bagaikan sebuah halaman kecil yang memuat sejarah saya.

Kali pertama saya membuat blog adalah masa-masa awal booming-nya Raditya Dika. Kira-kira semasa duduk di kelas X SMA, ya, masa-masa ketika saya masih labil mencari jati diri. Waktu itu, saya tidak mengenal Raditya Dika, juga bukan fans beratnya. Namun salah satu teman saya adalah fans beratnya, dan dari dia lah awal mula dunia perbloggingan saya dimulai.
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar

Sabtu, 18 Mei 2013

Bahtera, Tak Selamanya Berlayar Sempurna

Sabtu, 18 Mei 2013

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam, yang bertema "Dua Sisi"

Kemarin, sembari makan dan mengobrol di warung bakso bersama teman-teman sekelas, saya membaca sebuah berita. Isinya tentang masalah keluarga seorang aktris wanita yang juga merupakan anggota DPR berinisial perbulan ia hanya diberi 20 juta, sedang 20 juta sisanya untuk keperluan rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya.

Miris? Iya. Hanya karena uang kecantikan, bahtera rumah tangga yang telah mereka bangun selama 17 tahun mudah saja luluh lantak seketika. Sayang, bukan karena badai topan tetapi hanya karena masalah sepele: uang kecantikan.

Semudah itukah?
Klik untuk membaca lanjutannya

2 komentar

Jumat, 17 Mei 2013

Ketidakpastian Dalam Kepastian

Jumat, 17 Mei 2013

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam dengan tema dua sisi.

Dalam setiap detil aspek kehidupan, semua orang pasti menginginkan kepastian. Siapa mau terus menerus dirundung kegelisahan, kebingungan, dan tanda tanya karena ketidakpastian? Siapa mau, terus menerus menerung dalam kemelut memikirkan probabilitas yang akan terjadi diantara berjuta kemungkinan? Siapa yang mau, berlama-lama diam tak dapat melakukan hal lain karena dirundung ketidak pastian?

Dalam pekerjaan misalnya, tidak ada yang mau berlama-lama digantung status pegawai tetapnya oleh perusahaan. Semua orang pasti menginginkan kepastian status pegawai secepat mungkin. Apalagi jika pengabdian yang dilakukan sudah bertahun-tahun. Dalam berpacaran misalnya, tidak ada yang mau berlama-lama digantung hubungannya oleh seseorang. Semua orang pasti menginginkan kepastian akan sebuah hubungan, apalagi jika sudah lama PDKT namun tak kunjung jadian, atau sudah lama pacaran namun tak kunjung melangkah ke pelaminan.
Klik untuk membaca lanjutannya

2 komentar

Senin, 06 Mei 2013

Segores Kisah Cinta Pertama

Senin, 06 Mei 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kelima yang bertema cinta pertama.

Membaca tema minggu kelima ini, seketika hati saya meretas. Cinta pertama. Ah, padahal baru beberapa hari lalu saya mendapat kabar bahwa seseorang yang dulu saya sukai kini telah bersanding dengan orang lain.

Pedih? Tidak juga. Yah, beberapa orang mengatakan bahwa kami berdua sangat mirip dengan dua tokoh utama dalam Perahu Kertas karya Dee: Kugy dan Keenan. Saya kecil, cengengesan, blak-blakan, kadang kucel, dan suka menulis. Dia seniman sejati, piawai dan jago dalam menggambar. Kami sama-sama menyukai seni, namun dalam bentuk berbeda.

Bukankah pedih rasanya mengenang kisah itu? Tidak juga. Karena ternyata,
Klik untuk membaca lanjutannya

1 komentar

Sabtu, 04 Mei 2013

Anak Langit

Sabtu, 04 Mei 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat.


Kenapa langit warnanya biru?
Kemaren kan udah dijelaskan, Pak.
Jawab saja.
Cahaya itu gelombang. Merah, Kuning, Orange itu gelombang panjang. Biru itu gelombang pendek. Sedangkan atmosfer itu satu frekuensi dengan gelombang pendek terutama warna biru.  Jadi, atmosfer menahan dan menghamburkan warna biru itu di langit. Itu mengapa langit warnanya biru, Pak.
-Penggalan percakapan dalam film Habibie Ainun-

*****
Suatu ketika, pernah terbesit dalam benakku, mungkin aku adalah anak langit. Rasaku bergantung pada langit, dan langit menyayangiku dengan warna-warnanya. 

Ketika resah tiba-tiba datang berkunjung, aku hanya perlu memandang langit. Lantas ia akan memberiku sebuah senyum yang berwarna biru. Dan seketika, bum! Warna kelabu yang sebelumnya menyelimuti hatiku, hilang begitu saja.

Aku betah duduk bermenit-menit, bahkan berjam-jam hanya untuk memandangi langit. Aku tak peduli ketika leherku teleh merasa pegal dan cengang karena terlalu lama mendongak. Mungkin, jika tak mempunyai kewajiban lain di dunia ini, aku bisa saja duduk berhari-hari atau berbulan-bulan untuk memandang langit.

Mungkin aku adalah anak langit.

Karena ketika
Klik untuk membaca lanjutannya

0 komentar